Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan memegang peranan yang sangat penting dalam
perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Untuk
memperoleh pengertian yang lebih jelas mengenai kepemimpinan
maka penulis akan mengemukakan pendapat dari para ahli, antara lain:
a. Pendapat dari T Hani Handoko:
Kepemimpinan
merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang untuk memepengaruhi orang-orang
lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran.
b. Pendapat dari Soewarno Handoyo Ningrat
:
Kepemimpinan
itu merupakan suatu proses dimana pimpinan digambarkan akan memberi perintah
atau pengarahan, bimbingan atau mempengaruhi pekerjaan orang lain dalam memilih
dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dari pendapat-pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan seseorang atau kelompok
dalam usahanya mencapai tujuan didalam situasi tertentu.
Dengan mempelajari ilmu tentang kepemimpinan maka lahir
teori-teori tentang kepemimpinan yaitu:
a. Teori
Sifat
Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan
seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri
yang dimiliki oleh pemimpin itu. Sifat-sifat itu berupa sifat fisik dan
psikoplagis. Atas dasar pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi
pemimpin yang berhasil adalah ditentukan oleh kemampuan pribadi, yang
dimaksudkan adalah kualitas seseorang dengan berbagai sifat perangai atau
ciri-ciri didalamnya. Oleh karena itu para ahli berusaha untuk merinci
lebih jauh kualitas seorang pemimpin yang berhasil dalam melaksanakan
tugas-tugas kepemimpinan kemudian hasil-hasil tersebut dirumuskan kedalam
sifat- sifat umum seorang pemimpin. Usaha tersebut akhirnya melahirkan dan
berkembang menjadi teori kepemimpinan atau traits theory of leadership
Dalam perkembangan teori ini ada empat sifat umum yang
mempengaruhi terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi :
- Kecerdasan
Kepemimpin mempunyai tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang dipimpin - Kedewasaan dan Keleluasaan Hubungan SosialKepemimpin cenderung menjadi matang dan mempunyai emosi yang stabil, serta mempunyai perhatian yang luas terhadap aktifitas-aktifitas sosial
- Motivasi Diri dan Dorongan Prestasi
Para pemimpin secara relatif mempunyai dorongan motivasi yang kuat untuk berprestasi. Mereka berusaha mendapatkan penghargaan yang intrinsic dibandingkan dari yang ekstinsik. - Sikap-sikap Hubungan Manusia
Pemimpin-pemimpin yang berhasil mau mengakui harga diri dan kehormatan para pengikutnya dan mampu berpihak padanya.
Teori kelompok ini beranggapan
bahwa, supaya kelompok bisa mencapai tujuan-tujuannya, maka harus terdapat
suatu pertukaran yang positif diantara pemimpin dan pengikut-pengikutnya.
Kepemimpinan yang ditekankan pada adanya suatu proses pertukaran antara
pemimpin dan pengikut-pengikutnya, melibatkan pula konsep-konsep sosiologi
tentang keinginan-keinginan pengembangan perhatian. Pemimpin yang
memperhitungkan dan membantu pengikut-pengikutnya mempunyai pengaruh yang
positif terhadap sikap, kepuasan dan pelaksanaan kerja. Dengan perkataan lain
bahwa para bawahan dapat mempengaruhi pemimpin dengan perilakunya. Perilaku
pemimpin akan bisa menjadi faktor motivasi terhadap para karyawan jika:
·
Perilaku tersebut dapat memuaskan
kebutuhan-kebutuhan bawahan sehingga memungkinkan tercpainya efektifitas dalm
pelaksanaan kerja.
·
Perilaku tersebut merupakan
komplimen dari lingkungan para bawahan yang berupa memberikan latihan, dukungan
dan penghargaan yang diperlukan untuk mengefektifkan pelaksanaan kerja. Dan
jika dengan cara demikian, maka para bawahan dan lingkungan akan merasa
kekurangan.
c.
Teori Situasional dan Model Kontingensi
Teori ini berisi hubungan antara gaya kepemimpinan dengan
situasi menyenangkan itu diterapkan oleh Fiedler dalam hubungan dengan dimensi
berikut ini:
- Hubungan pemimpin dengan anggota
- Derajat dari struktur tugas
- Posisi kekuasaan pemimpin yang dicapai lewat otorita formal
Suatu situasi akan dapat menyenangkan pemimpin jika ketiga dimensi diatas mempunyai derajat yang tinggi. Dengan kata lain, suatu situasi akan menyenangkan jika:
- Pemimpin diterima oleh para pengikutnya.
- Tugas-tugas dan semua yang berhubungan dengan pemimpin ditentukan secara jelas.
- Penggunaan otoritas dan kekuasaan secara formal diterapakan pada posisis pemimpin
\
Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan
adalah suatu pola perilaku yang konsisten yang kita tunjukan dan sebagai yang
diketahui pihak lain ketika berusaha mempengaruhi kegiatan orang lain.
Tiga tipe dasar pemimpin sebagai bentuk-bentuk proses
pemecahan masalah dan mengambil keputusan, adalah sebagai berikut: \
a)
Pemimpin Otokratis
Pemimpin yang bersifat otokratis memperlihatkan ciri-ciri
sebagai berikut: memberikan perintah-perintah yang selalu diikuti, menentukan
kebijaksanaan karyawan tanpa sepengetahuan mereka. Tidak memberikan penjelasan
secara terperinci tentang rencana yang akan dating, tetapi sekedar mengatakan
kepada anggotanya tentang langkah-langkah yang mereka lakukan dengan segera
dijalankan. Memberikan pujian kepada meraka yang selalu menurut kehendaknya dan
melontarkan kritik kepada mereka yang tidak mengikuti kehendaknya. Selalu jauh
dengan anggota sepanjang masa.
b)
Pemimpin Demokratis
Pemimpin demokratis hanya memberikan
perintah setelah mengadakan musyawarah dahulu dengan anggotanya dan mengetahui
bahwa kebijaksanaannya hanya dapat dilakukan setalah dibicarakan dan diterima
oleh anggotanya. Pemimpin tidak akan meminta anggotanya mengerjakan sesuatu
tanpa terlebih dahulu memberitahukan rencana yang akan mereka lakukan. Baik
atau buruk, benar atau salah adalah persoalan anggotanya dimana masing-masing
ikut serta bertanggung jawab sebagai anggotanya.
c)
Pemimpin Liberal atau Laissez-Faire
Pemimpin
liberal yaitu kebebasan tanpa pengendalian. Pemimpin tidak memimpin atau
mengendalikan bawahan sepenuhnya dan tidak pernah ikut serta dengan bawahannya.
Dari ketiga gaya kepemimpinan diatas dapat diambil
kesimpulan yang baik adalah gaya kepemimpinan
yang demokratis dengan karakteristik sebagai berikut:
- Kemampuan mempertahankan organisasi sebagai suatu totalitas dengan menempatkan semua satuan organisasi pada proporsi yang tepat dengan tergantung pada sasaran yang ingin dicapai oleh organisasi yang bersangkutan pada kurun waktu tertentu.
- Mempunyai persepsi yang holistik mengenai organisasi yang dipimpinnya.
- Menempatkan organisasi sebagai keseluruhan diatas kepentingan diri sendiri atau kepentingan kelompok tertentu dalam organisasi.
- Mengakui dan menjunjung tinggi harkat dan martabat para bawahannya sebagai makhluik sosial dan sebagai individu yang mempunyai jati diri yang khas.
- Sejauh mungkin memberikan kesempatan kepada para bawahannya berperan serta dalam prosas pengambilan keputusan terutama yang menyangkut tugas para bawahan yang bersangkutan.
- Terbuka terhadap ide, pandangan dan sasaran orang lain termasuk bawahannya.
- Memiliki perilaku keteladanan yang menjadi panutan kepada para bawahannya.
- Bersifat rasional dan objektif dalam menghadapi bawahan terutama dalam menilai perilaku dan prestasi kerja karyawan.
- Selalu berusaha menumbuhkan dan memelihara iklim kerja yang kondusif dan kreatif bawahan.
- Mengetahui dan menumbuhkan kebutuhan-kebutuhan para bawahan untuk menghasilkan sesuatu yang bisa dikontrol oleh para pimpinan.
- Memberikan insentif kepad abawahan yang mampu mecapai hasil dalam kerja.
- Membut suatu jalan yang mudah dilewati oleh bawahan untuk menaikan prestasinya dengancara pelatihan dan pengarahan.
- Membantu para bawahan dengan menjelaskan apa yang bisa diterapkan darinya.
- Mengurangi halangan-halangan yang bisa membuat frustasi.
- Menaikan kesempatan-kesempatan untuk memuaskan bawahan yang memungkinkan tercapainya efektifitas kerja.
Wewenang Kepemimpinan
Wewenang adalah hak kelembagaan menggunakan kekuasaan.
Hubungan kekuasaan muncul berdasarkan kekuatan fisik, pengetahuan
kebijaksanaan, status posisi, atau peranan.Tradisi dan karisma juga menjadi
penyebab kekuasaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar