Strategi Tata letak
Tata letak
adalah suatu keputusan penting yang menentukan efisiensi operasi secara jangka
panjang. Tata letak memiliki banyak dampak strategis karena tata letak
menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses, fleksibelitas,
biaya, kualitas lingkungan kerja, kontak dengan pelanggan dan citra perusahaan.
Tata letak yang efektif akan dapat menunjang pelaksanaan strategi bisnis yang
telah ditetapkan perusahaan apakah diferensiasi, low cost atau respon yang
cepat. Hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan desain tata letak adalah
:
- Utilisasi ruang, peralatan, dan orang yang lebih tinggi
- Aliran informasi, barang atau orang yang lebih baik
- Modal karyawan yang lebih baik, juga kondisi lingkungan kerja yang lebih aman
- Interaksi dengan pelanggan/klien yang lebih baik
- Fleksibilitas
Untuk
mendapatkan fleksibilitas dalam tata letak, para manager melatih silang
karyawan, merawat peralatan, menjaga investasi tetap rendah, menempatkan sel
kerja berdekatan, dan menggunakan peralatan kecil yg mudah dipindahkan.
Jenis-jenis
Tata Letak
Sebuah
tata letak yang efektif memfasilitasi terjadinya : aliran bahan, manusia dan
informasi di dalam-atau-antar wilayah. Sebuah tata letak yang baik perlu
menetapkan hal-hal berikut :
٥
Peralatan penangan bahan – Manager harus memutuskan peralatan yang akan
digunakan, seperti ban berjalan, cranes, automated storage and retrieval
system, juga kereta otomatis untuk mengirim dan menyimpan bahan.
٥
Kapasitas dan persyaratan luas ruang - Desain tata letak dan penyediaan
ruang hanya dapat dilakukan saat persyaratan jumlah pekerja, mesin, dan
perakitan diketahui. Seperti persyaratan ruangan persegi empat minimal
berukuran 6 x 6 kaki, ditambah toilet, kantin, tangga, lift, juga pencegahan
masalah keamanan, kebisingan, debu, temperature, dan ruangan peraltan dan
mesin.
٥
Lingkungan hidup dan estetika – Penentuan tata letak juga membutuhkan
keputusan mengenai jendela, penghijauan, dan tinggu atap untuk menyediakan
aliran udara, mengurangi kebisingan, dan menyediakan keleluasaan pribadi.
٥
Aliran informasi – Penentuan tata letak harus memperhatikan kelancaran
komunikasi antar divisi, misalnya jarak antar ruang, pembatas setengah badan,
atau ruang kantor terpisah.
٥
Biaya pergerakan antarwilayah kerja – pertimbangkan hal hal yang
berkaitan dengan pemindahan bahan dan kepentingan beberapa wilayah tertentun
untuk didekatkan satu sama lain.
Terdapat
enam pendekatan biasa digunakan oleh para manajer dalam menyelesaikan
permasalahan tata letak, yaitu :
Tata
Letak Kantor
Adalah
cara mengelompokkan pekerja, perlengkapan pekerja, dan ruang dengan
mempertimbangkan kenyamanan, keamanan, dan pergerakan informasi. Hal yang
membedakan antar layout kantor dan pabrik adalah pada kepentingan informasi.
Tata letak dan fungsi kantor terus berubah akibat perubahan teknologi. Walaupun
begitu, analisis tata letak kantor masih memerlukan pendekatan berbasis tugas,
korespondensi lewat kertas, kontrak, dokumen hukum, dokumen klien, naskah
cetak, gambar, dan desain masih memegang peraan besar di banyak kantor.
Cara
penyelesaian layout kantor adalah menggunakan analisa diagram hubungan
(relationship chart). Diagram yang disiapkan untuk sebuah kantor desainer
produk menyatakan kepala bidang pemasaran haruslah :
(1) dekat dengan wilayah desainer,
(2) kurang dekat dengan sekretaris pusat,
(3) tidak dekat sama sekali dengan ruang fotokopi atau
departemen keuangan.
Pada layout ini ada dua kecenderungan yang perlu
diperhatikan. Pertama, teknologi seperti telepon seluler, pager, fax,
internet, laptop PDA menyebabkan layout perkantoran menjadi makin fleksibel
dengan memindahkan informasi secara elektronik. Kedua, perusahaan modern
menciptakan kebutuhan dinamis akan ruang dan jasa. Kedua macam kecenderungan
ini mengakibatkan kebutuhan karyawan lebih sedikit berada di kantor.
Tata
Letak Toko Eceran
Merupakan
sebuah pendekatan yang berkaitan dengan aliran pengalokasian ruang dan merespon
pada perilaku konsumen. Layout ini didasarkan pada ide bahwa penjualan
dan keuntungan bervariasi kepada produk yang menarik perhatian konsumen.
Sehingga banyak manajer ritel mencoba untuk mempertontonkan produk kepada
konsumen sebanyak mungkin. Penelitian membuktikan bahwa semakin besar produk
terlihat oleh konsumen maka penjualan akan semakin tinggi dan tingkat pengembalian
investasi semakin tinggi. Untuk itu manajer operasional perusahaan ritel dapat
melakukan pengubahan pengaturan toko secara keseluruhan atau alokasi tempat
bagi beragam produk dalam toko. Ada lima ide yang dapat dimanfaatkan dalam
pengaturan toko yaitu:
- Tempatkan barang-barang yang sering dibeli di sekitar batas luar toko.
- Gunakan lokasi yang strategis untuk produk yang menarik dan mempunyai nilai keuntungan besar seperti kosmetika, asesories.
- Distribusikan “produk kuat” yaitu yang menjadi alasan utama para pengunjung berbelanja, pada kedua sisi lorong dan letakkan secara tersebar untuk bisa dilihat lebih banyak konsumen.
- Gunakan lokasi ujung lorong karena memiliki tingkat pertontonan yang tinggi
- Sampaikan misi toko dengan memilih posisi yang menjadi penghentian pertama bagi konsumen.
Tujuan
utama dari layout ini adalah “memaksimalkan keuntungan luas lantai per kaki
persegi”. Disamping itu ada juga konsep yang masih diperdebatkan yaitu Biaya
Penempatan (Slotting Fees) yaitu biaya yang dibayar produsen untuk menempatkan
produk mereka pada rak di rantai ritel atau supermarket. Disamping itu ada juga
pertimbangan-pertimbangan lain yang disebut dengan “servicescapes” yang terdiri
dari tiga elemen yaitu:
- Kondisi yang berkenaan dengan lingkungan, yaitu karakteristik latar belakang seperti tingkat kebisingan, musik, pencahayaan, suhu, dan aroma.
- Tata letak yang luas dan mempunyai fungsi, meliputi rencana bagian penerimaan tamu, sirkulasi jalan karyawan dan pelanggan, dan titik fokus.
- Tanda-tanda, simbul dan patung yang merupakan karakteristik desain bangunan yang memiliki arti sosial
Servicescape
Servicescape adalah sebuah konsep yang dikembangkan oleh
booming dan Bitner untuk menekankan dampak lingkungan fisik di mana suatu
proses pelayanan berlangsung. Jika Anda mencoba untuk menggambarkan perbedaan
pelanggan ditemui ketika memasuki cabang mengatakan seperti McDonald’s
dibandingkan dengan restoran keluarga kecil, konsep servicescapes mungkin
terbukti bermanfaat. Booming dan Bitner menetapkan servicescape sebagai
“lingkungan di mana layanan ini berkumpul dan di mana penjual dan pelanggan
berinteraksi, dikombinasikan dengan komoditas nyata bahwa kinerja atau
memfasilitasi komunikasi layanan”.
Servicescape mungkin bisa disamakan dengan ‘pemandangan’.
Hal ini termasuk fasilitas eksterior (lanskap, desain eksterior, signage,
parkir, sekitar lingkungan) dan fasilitas interior (interior desain &
dekorasi, peralatan, signage, tata letak, kualitas udara, suhu dan suasana).
Servicescape bersama dengan bukti fisik lainnya seperti kartu nama, alat tulis,
laporan penagihan, laporan, karyawan gaun, seragam, brosur, halaman web dan
bentuk servicescape virtual yang ‘Bukti fisik’ dalam pemasaran jasa.
Tata
Letak Gudang
Storage
atau warehouse atau inventory adalah gudang penyimpanan untuk tempat menyimpan
material baik bahan baku, barang setengah jadi maupun barang jadi yang siap
dikirim ke pelanggan. Sebagian besar material disimpan di gudang di lokasi
tertentu sampai material tadi diperlukan dalam proses produksi. Bentuk gudang
tergantung ukuran dan kuantitas komponen dalam persediaan dan karakter sistem
penanganan bahan dari produk atau kontainer yang digunakan.
Fungsi inventory
٥
Memisahkan berbagai material untuk proses produksi
٥
Menyediakan material untuk pilihan pelanggan
٥
Mengambil keuntungan diskon
٥
Menjaga pengaruh inflasi
RECEIVING
& SHIPPING
Penempatan
departemen penerimaan (Receiving) dan pengiriman (Shipping) berpengaruh besar
terhadap aliran material. Departemen penerimaan tempat dimulainya aliran
material, sedang departemen pengiriman merupakan akhir dari aliran material.
Sentralisasi
departemen penerimaan dan pengiriman mempunyai beberapa keuntungan, yaitu :
memaksimalakan penggunaan peralatan, memaksimalkan penggunaan personal,
efisiensi ruangan, dan pengurangan biaya fasilitas.
Tujuan
tata letak gudang (warehouse layout) adalah untuk menemukan titik optimal
antara biaya penanganan bahan dan biaya-biaya yang berkaitan dengan luas ruang
dalam gedung. Sebagai konsekuansinya adalah memaksimalkan penggunaan sumber
daya (ruang) dalam gudang, yaitu memanfaatkan kapasitas secara penuh dengan
biaya perawatan material rendah. Biaya penanganan bahan adalah biaya-biaya yang
berkaitan dengan tranfortasi material masuk, penyimpanan, dan transformasi
bahan keluar untuk dimasukkan dalam gudang. Biaya-biaya ini meliputi peralatan,
orang, bahan, biaya pengawasan, asuransi, dan penyusutan. Tata letak gudang
yang efektif juga meminimalkan kerusakan material dalam gudang.
Intinya
gudang diharapkan berfungsi untuk memaksimalkan penggunaan sumber daya dan
memaksimalkan pelayanaan terhadap pelanggan dengan sumber yang terbatas. Maka
dalam perencanaan gudang dan sistem pergudangan diperlukan hal-hal berikut ini
:
- Memaksimalkan penggunaan ruangan
- Memaksimalkan penggunaan peralatan
- Memaksimalkan penggunaan tenaga kerja
- Memaksimalkan kemudahan dalam penerimaan seluruh material dan pengiriman material
- Memaksimalkan perlindungan terhadap material
Jenis
Inventory
٥
Raw material (Bahan baku)
٥
Work-in-progress (Setengah Jadi)
٥
Maintenance/repair/operating supply
٥
Finished goods (Barang Jadi)
Dari
beberapa jenis gudang di atas, penyimpanannya dilakukan dengan beberapa cara.
Antara lain dengan masa waktu penyimpanan, yang dibedakan menjadi dua yaitu
gudang temporare yang berarti material yang disimpan hanya untuk sementara, dan
gudang semi permanent yaitu tempat untuk penyimpanan material yang kemudian
siap untuk dilakukan pengiriman material.
1.
Penyimpanan Sementara
Suatu
proses produksi yang dilakukan dengan melewati beberapa proses akan
menghasilkan material setengah jadi, yaitu material yang harus menunggu
dilakukan proses berikutnya. Barang setengah jadi ini yang telah diproses pada
suatu proses harus disimpan dahulu untuk melaksanakan proses berikutnya. Untuk
material setengah jadi proses penyimpanan dapat dilakukan dengan dua cara.
Pertama, material tersebut disimpan dalam tempat tertentu yang agak lama untuk
proses berikutnya sampai material tersebut diperlukan kembali. Kedua, menaruh
barang setengah jadi tersebut dengan berada dekat mesin atau tempat kerja.
2.
Penyimpanan Semi Permanent
Penyimpanan
semi permanent merupakan penyimpanan untuk material- material menunggu perintah
untuk dikeluarkan. Yang termasuk dalam penyimpanan ini adalah material produk
jadi, material sisa, skrap, dan barang buangan yang masih sering dibutuhkan.
Fungsi penerimaan
Untuk
kelancaran proses penerimaan maka beberapa fasilitas diperlukan departemen
penerimaan yaitu :
- Area yang cukup untuk penempatan angkutan.
- Dock door atau pintu dermaga sesuai dengan alat angkut yang keluar masuk pabrik.
- Dockboard : suatu alat sebagai jembatan penghubung antara lantai dock dan lantai trailer, untuk memudahkan perpindahan material dari trailer ke dock.
- Area untuk pallet atau peti kemas material produk.
- Area untuk penempatan produk sebelum dilakukan pengiriman.
- Suatu kantor untuk kegiatan administrasi.
- Fasilitas lain : area untuk gang, jalan masuk, dan sebagainya.
Fungsi Pengiriman
Terdapat beberapa faktor yang harus diperhitungkan dalam
proses pengiriman. Pertama, kondisi material yang akan didistribusikan. Kedua,
sifat fisik dari material tersebut. Ketiga, metode penanganan /
pemindahan material termasuk alat pengangkutannya. Keempat, beban kerja: jumlah
pengiriman per satuan waktu, volume yang dibawa tiap kali pengiriman, jumlah
dan jadwal kedatangan alat angkut. Terakhir adalah lokasi daerah pengiriman,
dll.
CROSS-
DOCKING
Cross-docking adalah menghindari penempatan material atau
barang-barang dalam gudang dengan langsung memprosesnya saat diterima. Artinya
bahan dipindahkan langsung dari penerima untuk pengiriman dan tidak ditempatkan
dalam penyimpanan di gudang. Dalam sebuah fasilitas manufaktur, produk diterima
langsung pada lini perakitan. Pada sebuah pusat distribusi, muatan yang telah
diberi label dan disusun sebelumya tiba pada dok pengiriman untuk dirute ulang
sehingga menghindari aktivitas penerimaan secara formal, perhitungan
stok/penyimpanan, dan pemilihan pesanan. Karena aktivitas ini tidak menambah
nilai pada produk, jika dihapuskan, penghematan biayanya akan sebesar 100%.
Walaupun Cross-Docking mengurangi biaya penanganan bahan, persediaan, dan
fasilitas, namun hal ini memerlukan penjadwalan yang ketat dan juga
identifikasi produk yang datang secara akurat dengan sistem barcode.
RANDOM
STOCKING
Automatic
Identification System (AIS) biasanya berbentuk barcode, mengerjakan
identifikasi barang secara akurat dan cepat. Jika AIS dipadukan dengan sistem
informasi manajemen yang efektif, maka manajer operasi dapat mengetahui jumlah
dan lokasi setiap unit yang ada. Informasi ini dapat digunakan dengan operator
manusia atau dengan ASRS untuk memuat unit di mana pun di dalam gudang-secara
acak. Jumlah dan lokasi persediaan yang akurat berarti pemanfaatan fasilitas
keseluruhan secara potensial karena ruang tidak perlu dipersiapkan untuk unit
penjaga persediaan (stock-keeping unit-SKU) atau keluarga komponen. Sistem
random stocking yang terkomputasi meliputi tugas-tugas berikut:
- Membuat daftar lokasi “terbuka” atau yang tersedia.
- Membuat catatan persediaan sekarang secara akurat dan juga lokasinya.
- Mengurutkan barang-barang dalam urutan tertentu untuk meminimalkan waktu perjalanan yang dibutuhkan untuk “mengambil” pesanan.
- Menggabungkan pesanan untuk mengurangi waktu penjemputan.
- Menugaskan barang atau sekumpulan barang tertentu, seperti barang-barang yang sering digunakan pada wilayah gudang tertentu sehingga jarak tempuh total dalam gudang dapat diminimalkan.
Secara
acak, sistem perhitungan persediann dapat meningkatkan pemanfaatan fasilitas
dan menurunkan biaya, tenaga kerja, tetapi membutuhkan catatan yang akurat.
Customizing
Walaupun gudang diharapkan dapat menyimpan produk sekecil
mungkin dan menyimpannya dalam waktu sesingkat mungkin, sekarang, permintaan
yang ada adalah bagaimana gudang dapat mengustomisasikan produk. Gudang dapat
menjadi tempat di mana nilai produk ditambahkan melalui kustomisasi.
Kustomisasi gudang biasanya merupakan cara yang baik dalam menghasilkan
keunggulan bersaing pada pasar di mana terdapat perubahan produknya terjadi
sangat cepat. Sebagai contoh, gudang dapat menjadi tempat di mana komponen
computer dipasang, peranti lunaknya dimuat, dan perbaikannya dilakukan. Gudang
juga menyediakan label dan pengemasan yang terkostumisasi untuk pedagang eceran
sehingga barang yang datang dapat langsung dipajang.
Saat ini, semakin banyak gudang yang ditempatkan
bersebelahan dengan bandara besar, seperti dalam fasilitas yang dimiliki oleh
terminal Federal Express di Memphis. Menambahkan nilai gudang yang bersebelahan
dengan bandara besar memungkinkan dilakukannya pengiriman dalam satu malam.
Sebagai contoh, jika terminal computer Anda rusak, penggantinya dapat
dikirimkan kepada anda dari sebuah gudang untuk diantarkan keesokan paginya.
Saat terminal lama Anda tiba kembali ke gudang, terminal itu akan diperbaiki
dan dikirim kepada orang lain lagi. aktivitas penambahan nilai seperti ini pada
“gudang semu” mengontribusikan strategi-strategi kustomisasi, biaya rendah, dan
respons cepat.
Tata
Letak dengan Posisi Tetap
Pada tata letak ini, proyek tetap berada di satu tempat,
sementara para pekerja dan peralatan datang ke tempat tersebut. Contoh jenis
proyek seperti ini adalah proyek pembuatan kapal, jalan laying, jembatan, rumah
dan meja operasi di ruang operasi rumah sakit.
Jika tidak
dikembangkan dengan baik, tata letak ini akan bertambah kerumitannya
dikarenakan tiga factor. Pertama, terbatasnya tempat pada semua lokasi
produksi. Kedua, setiap tahapan yang berbeda pada proses konstruksi membutuhkan
bahan yang berbeda, oleh karena itu banyak hal menjadi penting sejalan dengan
perkembangan proyek. Ketiga, volume bahan yang dibutuhkan bersifat dinamis
sesuai perkembangan proyek.
Karena
permasalahan tata letak dengan posisi tetap sulit dipecahkan di lokasi,
strategi alternative yang ada adalah melengkapi proyeknya sedapat mungkin di
luar lokasi atau berubah menjadi strategi yang lebih berorientasi pada produk.
Contoh
penerapan tata letak dengan posisi tetap :
٥
Pelayanan jasa dengan tata letak posisi tetap adalah ruang operasi, pasien
tetap diam di mejas, serta personel medis dan peralatan dibawa ke lokasi.
٥
Dalam pembuatan kapal, terdapat ruang terbatas di sebelah tata letak dengan
posisi tetap yang disebut loading area platen. Ruang ini digunakan selama
berbagai periode waktu bagi setiap kontraktor.
٥
Sebuah rumah yang dibangun dengan tata letak posisi tetap akan dikerjakan di
tempat dengan peralatan, bahan dan pekerja yang dibawa ke lokasi untuk “rapat
para pedagang” untuk menentukan ruang untuk berbagai periode waktu. Namun,
foto rumah ini dibangun dalam dua modul yang bergerak dalam sebuah pabrik.
Rangka tempat berpijak (scaffolding) dan alat pengangkat barang berat (hoist)
membuat pekerjaan menjadi lebih mudah, cepat, mudah, dan lingkungan kerja yang
berada dalam ruangan juga menambah produktivitas.
Tata
Letak Berorientasi Proses
Tata letak
yang berorientasi pada proses (process-oriented layout) dapat menangani beragam
barang atau jasa secara bersamaan. Ini merupakan cara tradisional untuk
mendukung sebuah strategi diferensiasi produk. Tata letak ini paling efisien di
saat produk yang memiliki persyaratan berbeda, atau di saat penanganan
pelanggan, pasien atau klien dengan kebutuhan yang berbeda. Tata letak yang
berorientasi pada proses biasanya memiliki strategi volume rendah dengan
variasi tinggi.
Pada tugas
akhir ini hanya dibahas mengenai layout dari lokasi departemen. Dengan penataan
lokasi departemen yang baik, diharapkan perusahaan mendapat keuntungan, antara
lain :
- Biaya penanganan bahan baku menjadi minimal.
- Penggunaan ruangan yang efisien.
- Mencegah terjadinya kemacetan aliran bahan.
- Penggunaan tenaga kerja yang efisien.
- Mengurangi waktu yang diperlukan dalam proses pabrikasi atau untuk melayani konsumen.
Dalam perancangan tata-letak berorientasi proses, taktik
yang paling umum adalah mendekatkan departemen-departemen yang mempunyai
interaksi tinggi sehingga meminimumkan biaya penanganan material. Untuk
menghitung biaya aliran material dari satu departemen ke departemen lainnya,
dapat digunakan rumus matematika berikut ini :
Dengan
n= jumlah
total pusat kerja atau departemen
Z = biaya
total aliran material
Cij =
biaya memindah satu material dari departemen i ke departemen j , dengan i ≠ j .
Fij =
aliran material dari departemen i ke departemen j , dengan I ≠ j .
Dij =
jarak departemen i ke departemen j ,dengan i ≠ j .
i, j =
departemen-departemen individual atau nomor departemen.
Perhitungan biaya aliran material dengan menggunakan rumus
di atas dapat dilakukan dengan perhitungan manual, tetapi jika jumlah departemen
yang harus ditangani banyak maka perhitungan tersebut akan terasa menjemukan
dan membuangbuang waktu dan tenaga. Pada masa sekarang banyak aplikasi komputer
yang dibuat khusus untuk menangani masalah tata-letak departemen seperti :
CRAFT (Computerized Relative Alocation of Facilities Technique),
PREP (Plant Relayout And Evaluation Package),
ALDEP (Automated layout Design Program),
CORELAP (Computerized Relationship Layout Planning), dan masih banyak lagi.
CRAFT (Computerized Relative Alocation of Facilities Technique),
PREP (Plant Relayout And Evaluation Package),
ALDEP (Automated layout Design Program),
CORELAP (Computerized Relationship Layout Planning), dan masih banyak lagi.
Aplikasi komputer
yang akan digunakan sebagai referensi dalam pembuatan tugas akhir ini adalah
aplikasi CRAFT.
Kelebihan dan Kelemahan Tata Letak
Berorientasi Pada Proses
Kelebihan utama dari tata letak ini adalah adanya
fleksibilitas peralatan dan penugasan tenaga kerja. Sebagai contoh, jika terjadi
kerusakan pada satu mesin, proses produksi secara keseluruhan tidak perlu
berhenti; pekerjaan dapat dialihkan pada mesin lain dalam departemen yang sama.
Tata letak ini juga sangat baik untuk menangani produksi komponen dalam batch
yang kecil, atau disebut job lot, dan untuk memproduksi beragam komponen dalam
ukuran dan bentuk yang berbeda.
Kelemahan tata letak ini terletak pada peralatan yang
biasanya memiliki kegunaan umum. Pesanan akan menghabiskan waktu lebih lama
untuk berpindah dalam sistem karena penjadwalan yang sulit, penyetelan mesin
yang berubah, dan penanganan bahan yang unik. Sebagai tambahan, peralatan yang
memiliki kegunaan umum, membutuhkan tenaga kerja yang terampil, dan persediaan
barang setengah jadi menjadi lebih tinggi karena adanya pelatihan dan
pengalaman yang dibutuhkan, dan jumlah barang setengah jadi yang tinggi
membutuhkan modal yang lebih banyak.
Tata
letak Sel Kerja
Pengaturan sel kerja digunakan di saat volume memerlukan
pengaturan khusus mesin dan peralatan. Dalam lingkungan manufaktur, teknologi
kelompok mengidentifikasi produk yang memiliki karakteristik sama dan
kemungkinkan tidak hanya batch tertentu (sebagai contoh, beberapa unit dari
produk yang sama) tetapi juga sekumpulan batch, untuk diproses dalam sel kerja
tertentu. SeI kerja dapat dilihat sebagai sebuah kasus khusus dan tata letak
yang berorientasi pada proses. Walaupun ide sel kerja pertama kali
diperkenalkan oleh R. E. Flanders pada tahun 1925, hanya dengan meningkatnya
penggunaan teknologi kelompok maka teknik tersebut semakin teruji.
Ide sel kerja (work cell) adalah untuk mengatur ulang orang
dan mesin yang biasanya tersebar pada departemen proses yang beragam dan
sewaktu-waktu mengatur mereka dalam sebuah kelompok kecil, sehingga mereka
dapat memusatkan perhatian dalam membuat satu produk atau sekumpulan produk
yang saling berkaitan. Oleh karena itu, sel kerja dibangun di sekitar produk.
Sel kerja ini dikonfigurasi ulang sewaktu desain atau volume produk berubah.
Keunggulan Sel kerja adalah:
- Mengurangi persediaan bahan setengah jadi karena Sel kerja di-set untuk menghasilkan keseimbangan aliran dari mesin ke mesin.
- Ruang yang dibutuhkan lebih sedikit karena berkurangnya persediaan bahan setengah jadi yang diperlukan di antara mesin.
- Mengurangi persediaan bahan baku dan barang jadi karena adanya bahan setengah jadi yang lebih sedikit, menyebabkan adanya pergerakan bahan yang lebih cepat melalui sel kerja.
- Mengurangi biaya tenaga kerja langsung karena adanya peningkatan komunikasi antar karyawan, aliran bahan yang lebih baik, dan penjadwalan yang lebih baik.
- Meningkatkan partisipasi karyawan dalam organisasi dan produk karena karyawan dapat menerima tanggung jawab yang lebih dan kualitas produk yang dikaitkan secara Iangsung kepada mereka dan sel kerja mereka.
- Meningkatkan penggunaan peralatan dan mesin karena adanya penjadwalan yang lebih baik dan aliran bahan yang lebih cepat.
- Mengurangi modal pada mesin dan peralatan karena tingkat pemanfaatan fasilitas yang baik mengurangi jumlah mesin dan jumlah peralatan dan perangkat.
SYARAT SEL KERJA
Persyaratan
produksi selular meliputi:
- Identifikasi produk, sering kali dengan menggunakan kode teknologi kelompok atau yang sejenisnya.
- Tingkat pelatihan dan fleksibilitas karyawan yang tinggi.
- Sel kerja dibangun pertama kali oleh dukungan staf, atau karyawan yang fleksibel dan imajinatif.
- Pengujian (poka-yoke) terdapat pada setiap stasiun dalam sel.
Sel kerja setidaknya memiliki lima keuntungan dibandingkan
dengan fasilitas lini perakitan dan proses : Pertama, karena tugas-
tugas dapat dikelompokan maka pengujian dapat dilakukan segera. Kedua,
pekerja yang diperlukan lebih sedikit. Ketiga, para pekerja dapat
menjangkau wilayah kerja secara lebih luas. Keempat, wilayah kerja dapat
diseimbangkan secara Iebih efisien. Kelima, komunikasi ditingkatkan.
Sekitar 40% dari pabrik di Amerika Serikat yang memiliki
karyawan kurang dari 100 orang menggunakan jenis sistem selular, di mana 74%
dan pabrik-pabrik besar yang disurvei telah mengadopsi metode produksi selular.
Sebagai contoh, Bayside Controls di Queens, New York. Selama sepuluh tahun
terakhir telah meningkatkan penjualannya dari $300.000 menjadi $11 juta per
tahun. Sebagian besar keuntungan ini dikaitkan dengan peralihan perusahaan ini
menjadi manufaktur selular. Sebagaimana yang terlihat dalam kotak Penerapan MO,
Rowe Furnitur tadi memperoleh kesuksesan yang serupa dengan sel kerja.
Mengisi
dan Menyeimbangkan Sel Kerja
Jika sel
kerja telah memiliki peralatan yang diperlukan dalam urutan yang benar, tugas
kita selanjutnya adalah mengisinya dengan staf dan menyeimbangkannya. Produksi
yang efisien dalam sel kerja membutuhkan pengisian staf yang tepat. Hal ini
melibatkan dua langkah.
1.
Menentukan waktu takt yaitu
laju produksi barang yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan pelanggan.
2.
Menentukan jumlah operator yang
dibutuhkan. Artinya kita bagi waktu operasi total dalam sel kerja dengan waktu
takt.
Contoh
Mengisi Sel Kerja
Perusahaan
Stephen Hall di Dayton membuat cermin mobil. Pelanggan besarnya termasuk pabrik
Honda yanga ada di dekatnya. Honda memesan 600 cermin untuk diantar setiap
harinya, dan sel kerja yang memproduksi cermin dijadwalkan untuk bekerja 8 jam.
Hall ingin menentukan waktu takt dan jumlah karyawan yang dibutuhkan.
Pendekatan
: Hall menggunakan
Persamaan (9-2) dan (9-3), serta mengembangkan diagram keseimbangan kerja untuk
membantu menentuka waktu untuk setiap operasi dalam sel kerjanya dan waktu
totalnya.
Jawaban
: Waktu
takt = (8jam x 60 menit)/600 barang
= 480/600
= 0,8 menit = 48 detik
Maka
kebutuhan pelanggan adalah satu cermin setiap 48 detik.
Diagram
keseimbangan kerja menunjukkan dibutuhkan 5 operasi untuk waktu operasi total
140 detik.
Karyawan
dibutuhkan = Waktu operasi total yang dibutuhkan/Waktu takt
= ( 50 +
45 + 10 + 20 + 15 )/48
= 140/48 =
2,91
Diagram
Keseimbangan Kerja untuk Produksi Cermin
Pemahaman : Memproduksi satu barang setiap 48
detik akan membutuhkan 2,91 orang. Dengan tiga orang operator sel kerja ini
akan memproduksi satu barang setiap 46,67 detik (140 detik/3 karyawan = 46,67)
dan 617 barang per hari (480 menit yang dibutuhkan x 60 detik)/46,67 detik
untuk setiap barang = 617).
Tabel
sel kerja, pusat kerja dan pabrik yang terfokus
Sel Kerja
|
Pusat Kerja yang Terfokus
|
Pabrik yang Terfokus
|
Sel kerja adalah pengaturan mesin
dan pekerja pada fasilitas yang pada awalnya berorientasi pada proses secara
sementara.
|
Pusat kerja yang terfokus adalah
pengaturan mesin dan pekerja pada fasilitas yang pada awalnya berorientasi
pada proses secara permanen.
|
Pabrik yang terfokus adalah sebuah
fasilitas permanen yang memproduksi produk atau komponen pada fasilitas yang
berorientasi pada produk.
|
Contoh : Sebuah job shop dengan
mesin dan pekerja yang diatur untuk memproduksi panel kendali yang unik
sejumlah 300 unit.
|
Contoh : Manufaktur penyokong pipa
di galangan kapal.
|
Contoh : Pabrik yang memproduksi
mekanisme jendela mobil.
|
Tata
Letak Berorientasi Produk
Tata letak yang berorientasi pada produk disusun di
sekeliling produk atau keluarga produk yang sama yang memiliki volume tinggi
dan bervariasi rendah. Produksi yang berulang dan kontinu, menggunakan tata
letak produk. Asumsi yang digunakan adalah:
- Volume yang ada mencukupi untuk utilisasi peralatan yang tinggi.
- Permintaan produk cukup stabil untuk memberikan kepastian akan penanaman modal yang besar untuk peralatan khusus.
- Produk distandarisasi atau mendekati sebuah fase dalam siklus hidupnya, yang memberikan penilaian adanya penanaman modal pada peralatan khusus.
- Pasokan bahan baku dan komponen mencukupi dan mempunyai kualitas yang seragam (cukup terstandarisasi) untuk memastikan bahwa mereka dapat dikerjakan dengan peralatan khusus tersebut.
Terdapat dua jenis tata letak yang berorientasi pada produk,
yaitu lini pabrikasi dan perakitan. Lini pabrikasi (fabrication line)
membuat komponen seperti ban mobil dan komponen logam sebuah kulkas pada
beberapa mesin. Lini perakitan (assembly line) meletakan komponen yang
dipabrikasi secara bersamaan pada sekumpulan stasiun kerja. Kedua lini ini
merupakan proses yang berulang, dan dalam kedua kasus, lini ini harus
“seimbang”, yaitu waktu yang dihabiskan untuk mengerjakan suatu pekerjaan harus
sama atau seimbang dengan waktu yang dihabiskan untuk mengerjakan pekerjaan
pada mesin berikutnya pada lini pabrikasi, sebagaimana waktu yang dihabiskan
pada satu stasiun kerja oleh seoarang pekerja di lini perakitan harus
“seimbang” dengan waktu yang dihabiskan pada stasiun kerja berikutnya yang
dikerjakan oleh pekerja berikutnya.
Keuntungan
utama dari tata letak yang berorientasi pada produk adalah:
- Rendahnya biaya variabel per unit yang biasanya dikaitkan dengan produk yang terstandarisasi dan bervolume tinggi.
- Biaya penanganan bahan yang rendah.
- Mengurangi persediaan barang setengah jadi.
- Proses pelatihan dan pengawasan yang lebih mudah.
- Hasil keluaran produksi yang lebih cepat.
Kelemahan
tata letak yang berorientasi pada produk adalah:
- Dibutuhkan volume yang tinggi, karena modal yang diperlukan untuk menjalankan proses cukup besar.
- Adanya pekerjaan yang harus berhenti pada setiap titik mengakibatkan seluruh operasi pada lini yang sama juga terganggu.
- Fleksibilitas yang ada kurang saat menangani beragam produk atau tingkat produksi yang berbeda.
Karena permasalahan lini pabrikasi dan lini perakitan
serupa, pembahasan kali ini ditujukan pada lini perakitan. Pada sebuah lini
perakitan, biasanya sebuah produk berjalan melalui wahana yang otomatis,
seperti sebuah ban berjalan, melalui serangkaian stasiun kerja hingga selesai.
Ini merupakan cara mobil dirakit, televisi dan pemanggang kue dibuat, dan roti
lapis pada restoran cepat saji dibuat. Tata letak yang berorientasi pada produk
menggunakan peralatan yang lebih otomatis dan didesain secara khusus dari pada
tata letak yang berorientasi pada proses.
Penyeimbangan
lini perakitan
Lini perakitan biasanya dilaksanakan untuk meminimalkan
ketidakseimbangan antara mesin atau karyawan dan memenuhi output yang
dibutuhkan dari lini perakitan. Untuk dapat memproduksi pada tingkat tertentu,
pihak manajemen harus mengetahui perkakas, peralalatan, dan metode kerja yang
digunakan. Kemudian persyaratan waktu untuk setiap tugas perakitan (seperti
membuat lubang, mengencangkan baut, atau mengecat komponen dengan cara
menyemprot) harus ditentukan. Manajemen juga harus mengetahui hubungan
prioritas antar – aktivitas – yaitu, urutan beragam tugas yang harus
dikerjakan.
B.
Terdapat lima pilihan :
- Waktu pengerjaan terpanjang
- Tugas yang paling sering diikuti
- Bobot posisi berperingkat
- Waktu tugas terpendek
- Jumlah tugas lanjutan yang paling sedikit
Beberapa
cara ini dapat dicoba untuk melihat heuristik yang menghasilkan solusi terbaik
yaitu jumlah stasiun kerja yang paling sedikit dengan efisiensi yang tertinggi.
Akan tetapi, walaupun heuristik dapat memberikan solusi, tidak dijamin bahwa
solusi yang dihasilkan ini paling optimal.
Contoh
menyeimbangkan lini perakitan
Dengan menggunakan diagram preseden dan waktu aktivitas,
Boeing menetapkan bahwa terdapat waktu kerja produktif sebanyak 480 menit yang
tersedia per hari. Jadwal produksi mengharuskan 40 unit komponen sayap
diselesaikan sebagai output dari lini perakitan setiap harinya. Sekarang,
Boeing ingin mengelompokkan tugas – tugas tersebut ke dalam stasiun – stasiun
kerja.
Pendekatan : Dengan mengikuti ketiga
langkah di atas, kita hitung waktu siklus dengan dan jumlah minimum stasiun.
Selain itu, kita masukkan tugas ke stasiun kerja – dalam kasus ini dengan
menggunakan heuristik tugas yang paling banyak diikuti.
Solusi :
Waktu
siklus (dalam menit)
= 480 menit/40 unit
=
12 menit/unit
Jumlah
stasiun kerja minimal =
Total waktu tugas/Waktu siklus
=
66/12 = 5,5
atau 6 stasiun
Kesimpulan
Tata letak
merupakan satu keputusan penting yang menentukan efisiensi sebuah operasi dalam
jangka panjang. Tata letak memiliki banyak dampak strategis karena tata letak
merupakan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses, fleksibilitas, dan
biaya, serta kualitas lingkungan kerja, kontak pelanggan dan citra perusahaan.
Tata letak yang efektif dapat membantu organisasi mencapai sebuah strategi yang
menunjang diferensiasi, biaya rendah, atau respon yang cepat.
Terdapat
enam tata letak klasik yaitu posisi tetap, berorientasi proses, kantor, eceran,
gudang, orientasi produk. Perusahaan industri fokus pada pengurangan pergerakan
bahan baku dan penyeimbangan lini perakitan. Perusahaan eceran fokus pada usaha
display produk. Gudang fokus pada paduan antara biaya penyimpanan dengan biaya
penanganan bahan baku.
Sumber :
http://nugrahandani.blogspot.com/2013/05/strategi-lokasi-manajemen-operasi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar